Saat Itu Makin Hampir
Semakin di hitung hari-hari
mendatang, terasa semakin hampir hari itu akan tiba.
Galau hati mengenangkan ia.
Resah hati memikirkan kemungkinan
yang akan berlaku.
Jika orang lain, mungkin ia tidak
akan menjadi nanah. Tapi bagi saya, ia
sesuatu yang bukan mudah untuk dihadapi.
Hati saya terlalu rapuh untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan
berlaku. Hati berdarah mengenangkan
segala yang akan ditinggalkan di belakang.
Segala yang ada di sini akan saya
tinggalkan. Biar ia bersifat sementara,
namun ia tetap meruntun jiwa saya.
Segalanya.
Akan ditinggalkan demi mengejar masa
depan yang direncanakan.
Segalanya.
Akan menjadi kenangan yang paling
berharga dalam hidup saya.
Semuanya.
Akan kekal dalam lipatan memori saya
yang tidak akan terpadam hingga ke hujung nyawa.
Tinggallah batu nisan insan-insan
yang saya sayangi di sini.
Tinggallah Ayah dan Emak yang amat
saya sayangi dan kasihi.
Tinggallah sahabat-sahabat yang selalu
mendampingi saat suka, sedih dan pilu.
Tinggallah memoir yang saya sulam dan
anyam semenjak kecil hinggalah kini.
Hati bertanya…
Adakah ia akan hilang setelah di
puput semilir lautan?
Apakah ia akan lenyap ditelan bayu
pergunungan yang bertiup dingin?
Apakah ia akan kekal di situ tanpa di
usap tangan saya yang selama ini kejap melingkari setiap inci kenangan-kenangan
tersebut?
Apakah ia akan mereput ditelan
debu-debu dan hangus dibakar panasnya mentari daerah ini?
Hati saya meruntun dan menangis.
Tidak didengari, tidak di endahkan.
Pura-pura bersuka dan tertawa
riang-sembunyikan keperihan.
Menghela nafas yang berat, menghembus
jerih yang terbuku.
Andai kekuatan itu sesuatu yang
nyata, akan saya dakap hingga meresap kesegenap tulang-belulang.
Andai bahagia itu boleh digapai, akan
saya petik dan jamah hingga memenuhi setiap ruang di perut.
Andai kesedihan itu bercambah seperti
dedaun, akan saya cantas pohonnya hingga ke akar umbi. Biar ia tidak hidup lagi kemudian hari.
Kalaulah..
..boleh saya bawa semua yang saya
sayangi bersama, mungkin tidak terbawa oleh taufan sekalipun.
Tidak jua cukup arus di lautan untuk
menghanyutkan berjuta kapal-kapal bersauh seberat paus biru di laut dalam.
Aduhai hati..
Tenanglah dikau..
Ya Rabbul-Aalamin..
Engkau bimbinglah hatiku ke arah
ketenangan hakiki..
Engkau peliharalah semua yang aku
sayangi..
Rahmatilah mereka, lindungilah
mereka..
Kembalikan mereka kepadaku bila tiba
masa yang Engkau izinkan..
Engkaulah sebaik perancang, Maha
Pengatur, Maha Mengetahui segala yang terkandung di kerak bumi, di cakerawala
dan segenap alam.
Lindungilah hamba-Mu yang lemah
ini. Berikanlah kami petunjuk-Mu.
Sesungguhnya, kami berlindung di
bawah teduhan-Mu.
Comments
Post a Comment